Petani dipersulit
Katanya Agraris, tapi
kok Petani dipersulit?
Basic Indonesia
yang memiliki berbagai pulau dan wilayah yang sangat subur ternyata hanya
berbuah ucapan saja. Bukti bahwa Indonesia terkenal sebagai negara agraris
tampaknya makin gelap. Banyak persawahan saat ini yang di telantarkan begitu
saja. Dalam artian pemerintah tidak peduli lagi dengan nasib para petani.
Padahal jika kita menengok beberapa tahun lalu, Indonesia sempat berhasil
mengekspor beraske luar negeri. Dengan demikian sudah jelas, bahwa lebel negara
agraris memang terbukti.
Berbagai daerah
yang memiliki lahan persawahan yang cukup subur, saat ini mengalami cobaan yang
berat. Pupuk yang digunakan para petani untuk menunjang tanaman mereka
sangatlah terbatas. Para petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk untuk
membantu menyuburkan tanaman, akibatnya hasil panen para petani tidak maksimal
atau bahkan rugi. Tidak hanya kesulitan dalam mendapatkan pupuk, bahkan harga
pupuk yang dijual pun juga lumayan mahal.
Sebenarnya,
miris sekali fakta ini. Pemerintah yang menggembor-gemborkan berbagai orasi
agar masyarakat bisa makmur dengan menanamkan jiwa semanagat masyarakat untuk
membuka usaha sendiri tidak menengok masalah ini. Padahal faktanya, bertani
merupakan salah satu usaha yang hasilnya lumayan memuaskan. Bahka jika
dihitung, penghasilan petani bisa lebih besar dari para pegawai PNS. Namun,
kebanyakan masyarakat tidak menyadari itu. Masyarakata atau bahkan pemerintah
cenderung menganggap bahwa golongan petani adalah golongan yang menempati
strata paling rendah.
Komentar
Posting Komentar